News

Mengelola Reputasi Perusahaan Di Tengah Pandemi Dalam Perspektif Humas

Jakarta, 1 September 2020 – Public Relation merupakan garda depan sebuah perusahaan dan organisasi yang memiliki peran penting dalam mengelola reputasi perusahaan dengan baik terlebih di tengah pandemi seperti saat ini. Majalah Stabilitas LPPI bersama para praktisi di bidang kehumasan menyelenggarakan seminar virtual dengan tema “Mengelola Reputasi Perusahaan di Tengah Pandemic: Perspektif Kehumasan”.

Seminar virtual ini berlangsung dan dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Majalah Stabilitas, Syarif Fadilah, menghadirkan empat pembicara di antaranya Agung Laksamana (Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia), Rully Setiawan (Corporate Secretary Bank Mandiri), Febrianti Nadira (Head of Corporate Communicaton PT Adaro Energy) dan Aestika Oryza Gunarto (Corporate Secretry PT Bank Rakyat Indonesia Tbk).

Agung Laksamana Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) sebagai salah satu pembicara memaparkan beberapa point penting dengan topik “PR IN THE NEW NORMAL – NEW PARADIGM”. Bagaimana seharusnya perusahaan melalui praktisi PR mengelola reputasi perusahaan dengan baik di tengah masa-masa kritis pandemi.

Ketua Umum PERHUMAS, Agung Laksamana

Agung membagikan pengalamannya saat berdiskusi dengan Profesor Firmansyah. “Menurut Profesor Firmansyah bahwa di era saat ini, industri PR dan pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus.” Ungkap Agung.

Menjadi seorang PR memang bukan hal yang mudah dan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan. Sepuluh tahun ke depan, praktisi PR dituntut bukan hanya mengandalkan konten yang baik saja, tetapi juga mampu berkompetisi dan menciptakan kreativitas dengan baik. Sebagai salah satu komponen stakeholder penting bagi perusahaan, customer sepuluh tahun ke depan juga dapat menjadi tantangan, terlebih keinginan akan sesuatu hasil yang bergerak lebih cepat.

Perusahaan harus berkompetisi untuk mendapatkan atensi dari berbagai pihak. “Atensi yang dicari perusahaan dari berbagai pihak mampu didapatkan melalui kreativitas, contohnya story telling. Karena story telling mampu mempengaruhi orang lain. Customer berseia membayar lebih ketika kreativitas di dalam kehumasan menarik, karena konten tersebut harus sampai kepada yang dituju.” ungkap Agung.

Kemudian di tengah pandemi saat ini, hal yang perlu dilakukan oleh praktisi PR menurut Agung terdapat tiga point penting yaitu Adopt, Adapt, Adept yang merupakan mantra Humas di Era Normalitas Baru. Adopt berarti Humas mengadopsi perubahan inovasi teknologi. Kemudian Adapt berarti Humas harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan perubahan baru yang telah diadopsi. Dan Adept berarti Humas perlu menguasai apa yang sudah diadopsi dan disesuaikan dengan perubahan tersebut.

Perbedaan mendasar yang dirasakan para praktisi PR di tengah pandemi saat ini adalah bagaimana PR mampu membangun atensi publik di tengah banyaknya kompetisi. Semakin banyak kompetisi dengan channel dan platform karena segalanya dilakukan secara virtual, sehingga untuk mendapatkan atensi publik menjadi tantangan tersendiri.

https://youtu.be/E-cPIDi8R_g