Opini

MEMBANGUN KOMUNITAS BERSAMA

“If You Build it, They Will Come” – Field of Dreams (1989)

Kutipan dari film Field of Dreams ini sering dipergunakan dalam memotivasi seseorang di saat akan atau sedang membangun atau membuat sesuatu. Dalam film tersebut, karakter Ray Kinsella (dimainkan oleh Kevin Costner) sedang bergumul dengan hubungannya dengan mendiang ayahnya yang merupakan penggemar setia bisbol. Berjalan di ladang jagungnya suatu malam dia mendengar suara yang mengatakan kepadanya “Jika kamu membangunnya, dia akan datang”. Suara itu disertai dengan penglihatan tentang berlian bisbol di ladang jagung.

Walau banyak kutipan meubah menjadi “If You Build it, They Will Come”, dengan mengganti “he”, para pegiat bisnis melihat kutipan ini sebagai referensi untuk semangat membangun.   Tentu saja pada faktanya tidak mudah membangun dan kemudian pembeli akan datang begitu saja.  Pada intinya, jika anda membangun, anda meningkatkan kemungkinan mereka (pembeli) untuk datang. Dengan kata lain, jika memasukkan pemikiran dan energi pada sebuah proyek, tentu meningkatkan kemungkinan sukses.

Terdapat sebuah konsep yang disebut, “The Law of Attraction”. Secara sederhana, gagasan bahwa pikiran dapat membawa hal-hal ke dalam hidup karena “kemiripan menarik kemiripan”. Jika memikirkan pikiran-pikiran bahagia, maka kita akan bahagia. Jika cukup percaya pada sesuatu, kita dapat menariknya ke dalam kehidupan. Konsep ini sering disalahpahami bahwa jika kita cukup percaya pada sesuatu, itu akan terjadi. Pada kenyataannya, tidak ada jaminan sesuatu akan terjadi atau terjadi seperti yang diinginkan, tetapi pola pikir seseorang mungkin berperan penting dalam meningkatkan kemungkinan suatu hal akan terjadi (DeMichele, 2016).

Hal tersebut juga merupakan upaya dari Accenture – perusahaan layanan global – dalam menjalankan program Skills to Succeed (Accenture, n.d).  Inisiatif Skills to Succeed adalah tentang upaya mendukung dan memberdayakan orang untuk menghadapi lanskap tenaga kerja yang terus berubah.  Menciptakan dunia yang lebih inklusif secara ekonomi. Melalui inisiatif  Skills to Succeed,  yang telah berjalan kurang lebih 15 tahun, Accenture berusaha memberikan kesempatan kerja dan kewirausahaan bersama para mitra dari Lembaga swadaya masyarakat atau perusahaan lain. Hingga tahun fiscal 2021, Accenture telah memperlengkapi lebih dari 5,8 juta orang di seluruh dunia dengan keterampilan untuk melakukan perbaikan substantif dalam kehidupan mereka.

Pengembangan Skills to Succeed secara terus menerus adalah guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah dan mendukung orang-orang sepanjang perjalanan kerja mereka—mulai dari siswa muda hingga lulusan baru hingga yang lebih berpengalaman, baik sebagai pekerja maupun wirausaha. Masa depan kaum muda di negara berkembang mana pun telah menerima perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, korporasi dan organisasi non-pemerintah atau nirlaba. Semua menyadari bahwa globalisasi menciptakan persaingan dan daya saing membutuhkan waktu tidak sehari untuk membangunnya, dan tentu tidak bisa membangun sendirian.

Keprihatinan juga muncul dari regionalisasi, misalnya dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN, dengan semua individu dianggap tanpa batas dalam hal pekerjaan dan khususnya keterampilan (Sarinastiti, 2015). Bagaimana negara-negara, terlepas dari organisasi negara-non negara memberdayakan kaum muda dengan memberikan pengembangan keterampilan? Accenture dan Indonesia Business Links (IBL) – sebuah LSM khusus fokus pada Corporate Social Responsibility (CSR) — bermitra untuk mengembangkan model pemberdayaan untuk pemuda, dengan menggunakan pilot di Karawang, Jawa Barat. Melalui survei sederhana dan diskusi kelompok terfokus dengan pemangku kepentingan, Accenture dan IBL menghasilkan model yang mampu memfasilitasi kewirausahaan dan ketenagakerjaan. Walaupun Temuan menunjukkan bahwa kelayakan kerja masih menjadi perhatian utama bagi para pemuda-pemudi daripada kewirausahaan, model ini digunakan sebagai dasar bagi perusahaan untuk memutuskan program mana yang akan menjadi fokus.

Sarinastiti (2015) menyampaikan bahwa model tersebut bernama “Muda Terampil Bekerja dan Berusaha” dengan melihat pada aspek pengembangan individu. Muda Terampil bekerja mefokuskan pada matei life skills, Pelatihan teknis dan memahami kebutuhan industry. Sedangkan Terampil Berusaha meliaht pada aspek kebutuhan pasar, Pelatihan wirausaha, pendampingan dan mentoring, serta akses keuangan dan pasar.

Salah satau best practice dalam pelaksanaan Muda Terampil Berusaha adalah melalui Rumah Muda Terampil (https://ibl.or.id/mudaterampil/) Rumah Muda Terampil ini dimulai dengan Pengembangan di Mojokerto, yang pada tahun 2021 mendapatkan penghargaan dari Accenture Regional sebagai salah satu pelaksanaan Creating 360° Value program Skills to Succeed.

Accenture bersama IBL – yang merupakan mitra sejak 1989 – melakukan venture pertama kalinya di luar Jakarta dan Jawa Barat yang selama ini diarungi mengingat bahwa keterlibatan karyawan penting dalam pelaksanaan pogram Corporate Citizenship. Keinginan untuk mencoba wilayah di luar comfort zone dilakukan di desa Juwono, Mojokerto yang terletak 738-kilometer dari Jakarta. Sebagian besar pemuda di sana bekerja sebagai kontraktor pabrik sedangkan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Seorang tokoh setempat ingin mengubah kondisi tersebut dengan meminjamkan rumahnya yang tidak terpakai sebagai hub (pusat) untuk pembangunan wilayah tersebut.

Sebagai upaya menerapkan perubahan yang diinginkan oleh tokoh tersebut, Accenture dan IBL membuat Youth Hub bernama Rumah Muda Terampil dengan kegiatan awal berupa tiga tahap pelatihan di desa Juwono berupa workshop untuk 237 orang, kemudian soft skills kepada 76 orang, dan kemudian terpilih 21 orang untuk Pengembangan bisnis dan pelatihan teknis, sebagia besar adalah perempuan dan generasi muda. Sepuluh dari 21 orang tersebut menciptakan sebuah hub dengan nama Juwana Juwono, dan bermarkas di pusat pelatihan Rumah Muda Terampil. Juwana Juwono memproduksi kain dari pewarna alam dengan bantuan dari Warlami (Perkumpulan Warna Alam Indonesia). Pada bulan pertama operasional, pendapatan Juwana Juwono mencapai 15 juta Rupiah melalui penjualan kain.

Gambar 1: Para perempuan anggota Juwana Juwono menjahit di Rumah Muda Terampil

Pada saat pandemi Covid-19 terjadi, sebagian besar dari para suami dari anggota Juwana Juwono kehilangan pekerjaan, sehingga para anggota bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Para suami juga akhirnya membantu dengan melakukan penaman bunga pewarna. Melalui jejaring IBL dan Accenture, penjualan kain dan masker oleh Juwana Juwono dalam satu kuartal mencapai 70 juta Rupiah. Berkaitan dengan kinerja tersebut, desa ini diakui oleh pemerintah setempat karena bisnis khasnya dalam pakaian pewarna alam dan membantu perekonomian setempat di saat pandemi.

Dalam kurun setahun pelaksanaan, salah satu hasil dari program ini diakui pula oleh masyarakat Mojokerto dan pemerintah sebagai kemitraan strategis bagi pertumbuhan usaha kecil menengah. Selain itu, menjadi percontohan dan mengikuti pameran-pameran pemerintah. Bagi Accenture, program ini menunjukan bahwa perusahaan memiliki komitemen dalam tanggung jawab sosial. Program ini juga direplikasi oleh IBL di beberapa programnya dan menghasilkan rumah terampil lainnya, yaitu Katwanala, Kebaya, Sipantes, Purwakarta, Sepohon, dan Oke Darma (https://ibl.or.id/mudaterampil/)

Keberhasilan ini menunjukan model Muda Terampil Bekerja dan Berusaha dapat direplikasi di beragam konteks Pengembangan kapasitas kerja. Salah satu usur penting adalah pengembangan komunitas secara bersama-sama, yaitu tokoh setempat, pemerintah dan organisasi nirlaba.

Ditulis oleh Dr. Nia Sarinastiti – Dewan Pakar Perhumas

Referensi
Accenture (n.d.) Skills to Succeed, https://www.accenture.com/id-en/about/corporate-citizenship/skills-succeed
Accenture Indonesia & Indonesia Business Links (2021) Unleash the Entrepreneur Community through Collaborative Youth Hub. Publikasi internal.
Idiom Origins (n.d), https://idiomorigins.org/origin/if-you-build-it-they-will-come
Indonesia Business Links (n.d.) Rumah Muda Terampil Juwana Juwono https://ibl.or.id/mudaterampil/profil/muda-terampil-juwana-juwono/
Juwana Juwono, (n.d.) https://www.instagram.com/juwanajuwono/
Sarinastiti, N. (2015) Empowering Youth: Entrepreneurship and Employability (Study Case: Youths in Karawang, West Java), Jurnal InterAct, 2015/5/10, Volume 4 Issue 1, Pages 47-57