News

Konvensi Nasional Humas 2016 Oktober 27-28

KNH revisi2

BANDUNG, 27 Mei 2016: Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS)  kick off Konvensi Nasional Humas Indonesia (KNH) 2016 di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Jum’at (27/5/2016).

Menurut Ketua Panitia KNH 2016 yang juga Ketua PERHUMAS BPC Bandung Nurlaela Arief, setelah memperoleh keputusan Bandung sebagai tempat KNH 2016 dari BPP PERHUMAS per 10 Februari lalu, pihaknya mempersiapkan diri untuk mensukseskan event KNH. “KNH tersebut rencananya dihelat di sejumlah tempat bersejarah dan prestisius di Kota Bandung pada 27-28 Oktober 2016. Dengan pembukaan di Gedung Merdeka dan konvensi di Bandung, ditargetkan, lebih dari 400 orang partisipan dari anggota se-Indonesia terdiri dari akademisi dan praktisi kehumasan dan komunikasi, baik dari swasta, pemerintah, dan BUMN.

Kick off Konvensi Nasional Humas 29-30 Sept 2016 BDG The Power of PR - Membangun Reputasi Indonesia 2030

“Berbeda dari pelaksanaan tahun sebelumnya, KNH 2016 juga akan menghadirkan narasumber perwakilan Internasional dan negara ASEAN. Hal ini mengingat PERHUMAS tercatat sebagai anggota Global Alliance,” katanya di Bandung, Jum’at (21/5/2016).

Kick off KNH 2016 di Bandung dilakukan oleh  Agung Laksamana, Ketua Umum PERHUMAS “Tema KNH tahun ini adalah The Power of PR, Membangun reputasi Indonesia 2030!”. Menurut Agung, tema ini lahir dari pemikiran prediksi firma PWC bahwa dalam kurun waktu 14 tahun lagi, Indonesia akan menjadi salah satu dari lima negara di dunia dengan ekonomi terbesar.

Agung menambahkan “Prediksi para ekonom juga menyatakan Indonesia dalam waktu dekat akan sejajar dengan negara-negara maju seperti Jepang, China, India, Australia, dan Korea Selatan. Bahkan dalam sebuat riset menuliskan secara global, ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Rusia, Spanyol, dan Belanda pada 2023”.

“KNH 2016 ini juga akan mendiskusikan tentang pentingnya reformasi kelembagaan seperti efisiensi birokrasi, peningkatan mutu layanan publik, efektivitas regulasi, akuntabilitas dan transparansi serta penegakan hukum, maka juga diperlukan usaha komunikasi terintegrasi dalam mengelola reputasi Indonesia,” ungkapnya.

WhatsApp-Image-20160527

Sebagai praktisi humas, konvensi juga menjadi medium pemikiran dalam membangun kompetensi dan perspektif global. Karenanya, mengelola nama baik dan reputasi Indonesia menjadi bahasan utama konvensi tahun ini.

Sejumlah sesi akan dibahas terkait isu tersebut seperti rencana keynote speaker dari Presiden Jokowi bertajuk membangun global trust dan reputasi Indonesia. Kemudian, narasumber dari beberapa kementerian dengan tema Positioning Reputasi Indonesia dalam Global Lanskap serta Indonesia Reputation Management in a Fast-Moving World – 2030 Road map.

Berikutnya, Transformasi PR Landasan komunikasi dalam perspektif lintas budaya serta Pitch Your Stories to the World. Tak ketinggalan, akan ada malam budaya dan penghargaan Perhumas (PERHUMAS PR Excellence Award).

“Pada akhirnya, konvensi ini diharapkan menghasilkan pemikiran-pemikiran dalam mentransformasikan peran public relations dalam tataran strategis dan operasional. Termasuk menetapkan kembali Kode Etik Kehumasan Indonesia, meluncurkan hari Humas Indonesia, serta dapat melahirkan gagasan gagasan dalam menciptakan Country Branding Indonesia yang selanjutnya menjadi acuan semua pihak dalam membangun Reputasi Indonesia dengan Kekuatan PR,” katanya.

Keterpilihan Bandung sendiri untuk KHN karena Bandung memiliki nilai historis sebagai tempat Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Selain itu, Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI) dirumuskan di Bandung dalam KNH di akhir tahun 1993. Bandung juga memiliki banyak perusahaan termasuk industri BUMN strategis, serta memiliki lebih dari 7 kampus yang membawahi Prodi Public Relations.