News

Kombinasi Kuat PR Dengan Konten Membangun Reputasi

Jakarta, 9 September 2020 – Indonesia Content Marketing Forum atau ICMF 2020 menggelar seminar virtual dengan tema “Content Marketing in The New Reality”. Di tengah krisis akibat Covid-19 dan peraturan era normal baru yang dijalankan, tidak dapat dipungkiri bahwa segala hal yang dilakukan tidak lepas selalu berkaitan dengan sosial media dan konten.

Public Relations dalam implementasinya selalu berkaitan dengan stakeholders trust dan brand awareness sebuah perusahaan. Humas dalam kondisi saat ini diminta mampu menyajikan konten yang menarik kepada khalayak, serta ikut menjalankan strategi pemasaran yang baik dan join up bersama tim Marketing.

Dalam acara yang digagas oleh Grid Story Factory bersama Grid Voice, Agung Laksamana, Ketua Umum PERHUMAS hadir sebagai pembicara memberikan pandangan terkait bagaimana Public Relations dan Marketing dalam hal ini harus berkolaborasi dalam membangun reputasi perusahaan di tengah krisis dan era normal baru. Menurutnya di era digital seperti saat ini manusia tidak boleh bersikap egosektoral, segala sesuatu harus dilakukan secara bersama, kolaborasi, begitu juga PR dan Marketing harus join up.

Agung Laksamana, Ketua Umum PERHUMAS

“PR dan Marketing harus blur line, join up. Saat ini corporate tidak peduli apakah dari marketing product, advertising product, atau dari sosial media. Bagi mereka produk artikel, konten, kreatifitas dan keseluruhan adalah hasil dari produk komunikasi.” ungkap Agung.

Public Relations dan Marketing dalam era ini harus berkolaborasi dengan baik, karena keduanya memiliki command goals yang sama, membangun stakeholders trust, mempertahankan reputasi, dan goals pada tujuan yang sama. “Kolaborasi partnership yang sama antara PR dan Marketing dapat memberikan organisasi potensi marketing yang lebih kompetitif, maximum impact, nantinya brand production berpengaruh pada cost dan benefit.” sambung Agung.

Di era normal baru seperti saat ini konsolidasi menggunakan platform yang sama yaitu paid, earned, shared, owned channel. Semua berkat kolaborasi PR dan Marketing, PR dalam era ini adalah producer content, harus mampu berfikir secara jurnalis, tetapi memiliki jiwa telemarketing dan advertising, editorial calender plan, producer dan publisher.

Saat ini perusahaan-perusahaan berlomba untuk mendapatkan atensi dari masyarakat di dunia. “Di era ini semua perusahan pasti berlomba mendapatkan atensi publik, may I have your attention? Bahkan penduduk Indonesia saat ini menghabiskan 5,5 jam hidupnya di smartphone, mereka membuka 46 aplikasi di smartphone plus website”.

Bukan hanya isi saja yang perlu diperhatikan, timing penyajiannya juga perlu dibuat sesingkat mungkin. Timing berpengaruh terhadap attention spent masyarakat yang saat ini sangat singkat, jika dalam 10 detik isi konten yang dibuat tidak dapat tertangkap dengan baik maksud dan tujuannya, perusahaan pasti kehilangan momen, sebab yang lain juga terus berlomba.

Selain dituntut untuk mendapatkan atensi publik melalui segala bentuk konten yang kreatif, PR dan Marketing era ini tidak boleh lupa untuk tetap memperhatikan Segmentation, Targeting, Positioning (STP) dari para stakeholders. 

We really have to know our audience, sebab segala sesuatu di era normal baru ini selalu berubah, PR tidak bisa hanya menggunakan once side at all, semua harus dilakukan lebih spesifik. Meeting them, target audiens seperti apa. Membaca habit mereka seperti apa, umur mereka, what they like and don’t like.” tutup Agung.