News

Effective Leadership; dari Slice Genius hingga Keberagaman Para Pemimpin dari India

SABTU (22/10), dalam sebuah kesempatan memimpin kelas business leadership yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai perusahaan oil & gas yang berdomisili di Qatar, Saudi Arabia, kami membahas tentang aspek leadership pada beberapa perusahaan multinational. 

Faktanya bahwa beberapa kandidat yang berasal dari Indonesia, untuk level executive dan middle management di perusahaan international, cenderung kalah bersaing dengan kandidat-kandidat dari India, Singapura, dan Malaysia. Apa yang menjadi penyebabnya? Mengapa SDM kita terkadang memilih untuk mengalah ketimbang bersaing sengit untuk mendapatkan posisi-posisi eksekutif pada perusahaan raksasa?.

The Economic Times India pada 5 Februari 2022 menerbitkan artikel, setidaknya ada sekitar 11 nama keturunan India yang menjadi pemimpin di berbagai perusahaan teknologi dunia. Semisal Sundar Pichai (CEO Alphabeth Inch & Google), Satya Nadella (Chairman & CEO Microsoft), Parag Agrawal (CEO Twitter), Arvind Krishna (Chairman and CEO IBM), dan masih banyak lagi yang terbukti menjadi pemimpin tidak hanya dalam teknologi, tapi juga bidang sains, seni dan hiburan. 

Bahkan statistik menunjukan kalau 30% perusahaan yang masuk Fortune 500, CEOnya merupakan orang India. Menariknya, pada artikel terbaru Harvard Business Review yang diterbitkan pada 19 September 2022, tentang How to be a great leader? peneliti Harvard sebagian besar menunjukan contoh-contoh efektif leader adalah para CEO yang berasal dari India. seperti Ajay Banga (CEO Mastercard), Rakesh Suri (mantan CEO Cleveland Clinic), dan sebagainya.

Mengapa mereka bisa begitu berhasil? Diskusi berlanjut dengan bagaimana para pemimpin ini menunjukan efektivitas leadershipnya. Secara gamblang efektivitas ditunjukan dengan bagaimana para leader ini menghasilkan inovasi, inisiatif apa yang sudah dijalankan, dan yang terpenting adalah result oriented atau berorientasi pada hasil. Seperti pertumbuhan market, peningkatan omset, penambahan layanan baru dan pencapaian kinerja cemerlang lainnya. 

Faktor Pendorong

Keberhasilan dari para pemimpin ini tidak terlepas dari cara-cara berkomunikasi menjaga soliditas di internal maupun menjaga kepercayaan pemegang saham. Faktor apa saja yang mendorong seorang effective leader? Berikut beberapa pendorongnya;

Collective genius. Saat ini kita dihadapkan pada masa yang cukup sulit. Tuntutan dari stakeholders yang terus meningkat, transformasi digital, inovasi yang dituntut terus menerus, namun dibayangi dengan kekhawatiran resesi di 2023. Terkait keberhasilan para pemimpin di India tadi, bisa kita kaitkan dengan sebuah buku berjudul Collective Genius karya Linda A Hill (bersama penulis Greg Brandeau, Emily Truelove dan Kent Lineback). 

Mengapa menjadi menarik untuk dikupas? Dalam buku yang diterbitkan pada 2014 itu masih relevan dengan kondisi saat ini. Pernyataan tentang everbody has a slice of genius bahwa untuk mencapai sebuah inovasi yang sukses tidak hanya dari solo genius. Sebuah inovasi dihasilkan karena upaya kolaboratif yang berasal dari kontribusi banyak individu. 

Ya, setiap orang memiliki satu slice genius, apakah talentanya atau passionnya. Jika seorang pemimpin mampu mengungkap, mengumpulkan orang-orang yang memiliki visi yang sama, dengan keragaman dari latar belakang dan tingkat genius tadi, pemimpin kemudian meleverage level genius dari seseorang, dengan gabungan dari slice-slice genius tersebut, pemimpin berperan melakukan gebrakan, sehingga memberikan hasil, dan inovasinya akan berdampak memberikan sebuah solusi dan kontribusi.

Membangun co-creation. Setelah mengumpulkan talenta-talenta cerdas melalui leverage slice genius, apa yang kemudian dilakukan oleh seorang pemimpin, pada saat proses inovasi di internal? Ada banyak pilihan yang dapat dilakukan oleh pemimpin, misalkan ada beberapa figur pemimpin yang kita ketahui sangat hobi untuk tampil dan menyampaikan update inovasi maupun rencana inovasi di ranah publik. Baik melalui media arus utama maupun melalui saluran media sosial perusahaan atau pribadinya.

Terkadang pemimpin karakter ini juga membocorkan aksi-aksi korporasi yang akan dilaksanakan. Tentunya untuk perusahaan-perusahaan public karakteristik pemimpin seperti ini kadang bisa menguntungkan, karena aksi korporasi yang dikomunikasikan dengan baik mampu membuat harga saham bergerak naik dan dapat mendorong tingkat kepercayaan dari pemegang saham.

Namun di sisi lain, terdapat juga para pemimpin yang memilih untuk menahan diri menyampaikan informasi aksi korporasi ke publik. Pemimpin kategori ini lebih fokus untuk membangun co-creation dengan cara-cara mempersiapkan pencapaian target internal, berupaya mengawal dan merealisasikan inovasi, membantu jika ada masalah-masalah yang menghambat inovasi, meminimalkan risiko-risiko dan memiliki perilaku showing others the way atau memberikan contoh bagi timnya. Para pemimpin karakter ini berupaya menahan untuk berbicara ke publik. Mereka memilih untuk fokus mengkreasikan dan melakukan kerja keras untuk inovasinya.

Pemimpin yang mengembangkan ‘innovative engines’. Pemimpin kategori selanjutnya adalah seseorang yang berhasil menahan diri sampai akhirnya sebuah inovasi dihasilkan. Didampingi tim komunikasi perusahaan dan komunikasi marketing, pemimpin kemudian melanjutkan perannya dan mempersiapkan inovasi produk atau layanan yang akan diluncurkan. Sembari persiapan, bersama tim andalan mereka berusaha mengembangkan network agar mendapatkan kemudahan-kemudahan dari eksekusi inovasinya, termasuk menciptakan co-create lintas organisasi. 

Pemimpin kategori ini tidak hanya berhasil dalam inovasi organisasi, juga mampu menerobos akses terhadap jaringan baru yang sebelumnya menjadi kendala pada perusahaan. Dengan kompetensi dan perilaku mumpuni berdiplomasi, berkolaborasi, mengintegrasikan berbagai perbedaan dan ada sentuhan kreatif dalam hubungan yang dibentuknya sampai akhirnya produk inovasinya siap diluncurkan.

Peran public relations

Di sinilah peran seorang public relations (PR), corporate communication ditantang untuk dapat mengemas hasil inovasi yang sudah susah payah dibangun oleh para slice genius tadi, yang dikawal dengan ketat oleh pemimpinnya. Seorang PR perlu mengawal dari proses inovasi agar dapat mengumpulkan informasi, melakukan kurasi dan menyusun story dan menceritakan kembali ke publik. 

Seorang PR membantu dalam menemukan keunggulan kompetitif dari inovasi, mengkurasi keunggulan sehingga membantu perusahaan agar beradaptasi dengan dapat memenuhi tuntutan publik. Seorang PR juga mendampingi proses innovative engines dengan merangkum masukan-masukan eksternal dari yang dirangkumnya dari berbagai sumber kredibel. 

Akhirnya seorang PR perlu mirroring apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif, yang berkontribusi dengan hasil-hasil secara peningkatan product & brand awareness, membuka peluang-peluang pelanggan baru dan bisnis baru, serta berkontribusi untuk peningkatan customer and community engagement.

Terlepas dari semuanya saat tulisan ini ditulis di penghujung Oktober 2022, publik juga tengah ramai memperbincangkan tentang pemimpin baru Inggri, Rishi Sunak. Ia menjadi Perdana Menteri Inggris pertama yang berdarah Asia. Dengan begitu menjadi pembelajaran karakteristik dan personal qualities dari seorang pemimpin khususnya yang berhasil di perusahaan-perusahaan global.

Mengapa riset-riset di barat mencontohkan karakteristik efektif leader dari CEO yang berasal dari India? Apakah karena memiliki kemampuan adaptability dan agility? Kemampuan untuk bersaing dengan ketat? Mengelola diri dan tim yang dari sekumpulan slice genius? Atau karena memiliki nilai compassionate, empathy yang terhimpun dari sejak tumbuh di keluarganya?

Ataukah karena para pemimpin ini memang memiliki nilai-nilai tambahan dari sebuah negara yang memiliki segudang keragaman. Seperti keragaman suku, budaya, bahasa, pakaian, makanan. Orang-orang yang tumbuh dari keberagaman sudah terbiasa mengelola perbedaan. Seperti kata Ajay Banga yang sering mengatakan, “Being around similar people can lead to blind spots.” 

Dengan terbiasa dalam keberagaman membuatnya bisa melihat peluang. Begitu juga dengan terbiasa duduk bersama orang yang berbeda, teman sekolah yang tidak menyukainya, yang pada akhirnya semua perbedaan itu membuat perspektif lain sekaligus membuatnya sadar ada sebuah peluang. Sama halnya keragaman yang ada di Indonesia. Semoga ke depan muncul pula para pemimpin dari Indonesia yang turut mewarnai dan berkontribusi bagi dunia.

Sumber: mediaindonesia.com