News

Evaluasi & Pengukuran PR yang Diterapkan pada Komunikasi Perubahan Perilaku

Jakarta, 13 Februari 2020 – Dengan ditetapkannya Februari sebagai bulan Etika secara Global. Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) sebagai anggota Global Alliance turut menyemarakan hal tersebut melalui kegiatan PERHUMAS Lounge.

Pada kegiatan PERHUMAS Lounge, sebuah forum bagi para anggota PERHUMAS untuk dapat berdiskusi mengenai topik tertentu. Pada bulan Februari yang spesial ini, PERHUMAS Lounge mengangkat topik “PR Measurement & Evaluation Applied on Behavior Change Communications”.

Dalam topik tersebut kami mengundang pakar untuk berbagi pandangan dan pengalamannya dalam hal PR Measurement & Evaluation. Hadir sebagai narasumber kami Felicia Nugroho, Director of Monitoring & Analytics Maverick Indonesia dan Fardila Astari, Communications Director Rajawali Foundation.

PR Measurement & Evaluation selalu menjadi perbincangan dikalangan praktisi humas diseluruh dunia. Perbincangan ini tidak hanya pada tingkat internasional, juga menjadi perbincangan praktisi humas di Indonesia.

Setiap program PR harus dapat diukur dan dievaluasi, sehingga diketahui dampaknya terhadap citra dan reputasi perusahaan. Praktisi PR perlu tahu dan mengerti bagaimana menggunakan AMEC Integrated Evaluation Framework.

Felicia, menekankan pada prinsip “O’s of Measurement”, yaitu Output, Out-takes, Outcomes. Bagi beliau setiap program harus dievaluasi kembali baik secara Output, Out-takes dan Outcomes. Kemudian kita dapat melihat Impact atau dampak yang dihasilkan dari setiap program kerja tersebut terhadap citra dan reputasi perusahaan.

Diskusi berlanjut semakin hangat, Fardila menyampaikan metode yang efektif yang disebutnya sebagai RICE (Research, Identification, Communication, Education). Sependapat dengan Felicia, Fardila menekankan pentingnya evaluasi pada setiap program sehingga dampaknya dapat berimplikasi pada bisnis.

Kedua narasumber sependapat bahwa pada setiap evaluasi harus kembali pada latar belakang dari program itu sendiri sebagai landasan pengukuran. Hal ini menjadi penting dalam meninjau efektivitas setiap program. Felicia dan Fardila sepakat bahwa praktisi PR Indonesia perlu mulai menggunakan AMEC Integrated Evaluation Framework untuk mengukur dampak yang dihasilkan, terlebih jika hasil yang diharapkan adalah perubahan prilaku. (FA)