News

Kapabilitas Global Dalam Perspektif Indonesia

Jakarta, 16 Februari 2021 – Global Capability Framework (GCF) merupakan tolak ukur yang digagas oleh Global Alliance for Public Relations` untuk melihat kemampuan dan kompentensi yang dimiliki oleh praktisi public relations di seluruh dunia.

LSPR Communication & Business Institute membuat sebuah riset mengenai Global Capability Framework pada praktisi public relations di Indonesia dalam skala profesional. Riset ini sebagai bentuk kerjasama Global Alliance dan University of Huddersfield, UK yang dilakukan sejak Mei 2019 di beberapa negara, termasuk Indonesia. Riset ini dikepalai oleh Rendro Dhani, Ph.D sebagai Ketua Pusat Riset LSPR Communication & Business Institute. Riset ini merupakan gelombang kedua dari riset sebelumnya yang dilaksanakan pada tahun 2016 – 2018 serta khusus membahas kapabilitas kehumasan dari perspektif Indonesia.

Riset mengenai Global Capability Framework dilakukan di Indonesia atas pesatnya perkembangan  profesi kehumasan. Menurut disertasi Dr. Jeannete P, pada tahun 2016 terdapat 96,657 orang yang menyatakan dirinya sebagai praktisi public relations di LinkedIn. Tahun 2021, angka melonjak menjadi 211.000 orang yang menyatakan dirinya sebagai praktisi public relations di LinkedIn. Sebanyak lebih dari 300 universitas maupun institusi yang menawarkan public relations sebagai konsentrasi program studi. Indonesia juga memiliki beberapa asosiasi yang menaungi profesi dan praktisi public relations, salah satunya adalah Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) Indonesia.

Berdasarkan pada berkembangnya profesi di bidang kehumasan di Indonesia, maka perlu adanya suatu standar khusus yang dimiliki oleh praktisi public relations di Indonesia. Global Capability Framework dapat menentukan standar yang harus dimiliki oleh para praktisi public relations dengan menerapkan tiga pilar utama, yaitu: (a) Communication Capabilites, (b) Organizational Capabilites, (c) Professional Capabilities. Masing masing pilar tersebut memiliki kompetensi utama yang harus dimiliki oleh para praktisi public relations.

Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR menyampaikan bahwa seorang praktisi public relations di era komunikasi dan perubahan yang begitu cepat, maka harus memiliki kemampuan di bidang teknologi (digital savvy & technology friendly). Selain itu, praktisi public relations dituntut untuk memiliki kemampuan produksi di bidang audio visual seperti fotografi, desain grafis, produksi dan editing audio video. Keahlian dalam memanfaatkan media sosial dan kemampuan dalam menulis dan membuat konten juga begitu penting di era masa kini.