News

ROADMAP KONVENSI NASIONAL HUMAS

Jakarta – 18 Desember 2018, Kita telah berada di Era Industri 4.0 yang menyebabkan banyak perubahan di berbagai sektor salah satunya humas. Terdapat sebuah isu bahwa kehumasan akan digantikan oleh robot, benarkah demikian? Ada yang menyambut dengan bergairah munculnya berbagai inovasi teknologi seperti artificial intelligence (AI), machine intelligence (MI), virtualreality (VR) dan augmented reality (AR). Bahkan untuk membuat konten berita pun, robot kini mampu melakukannya. Kecerdasan buatan ini melesat dengan cepat seiring dengan kecerdasan yang dimiliki manusia. Tidak hanya humas, profesi lain pun barangkali memiliki kegundahan yang sama. Di satu sisi, perkembangan teknologi dipuji, tetapi di sisi lain, menggetarkan nyali, bila kita tidak siap atau tidak tahu bagaimana menyiasati. Harus diakui, tantangan terbesar yang dihadapi dunia kehumasan adalah, perkembangan teknologi yang kurang diimbangi oleh pengetahuan dan ketrampilan para praktisi humas. Dua hal tersebut sangat penting guna menunjang kegiatan kehumasan. Ketrampilan yang dimaksud, misalnya kemampuan analisa, perencanaan dan komunikasi. Big data membantu kita membuat penelitian dengan cepatnya.

Kunci Utama adalah pada kualitas sumber daya manusianya. Sejarah telah membuktikan bahwa sumber daya manusia itu lah kuncinya kesuksesan suatu Bangsa. Dan bukan dari sumber daya alam yang cenderung fluktuatif nilainya. Diperlukan suatu bangsa adalah sumber daya manusia yang efisien, serta memahami dan memiliki nilai-nilai luhur yang mencerminkan budaya dan agamanya masing masing. “SeBagi praktisi Humas, kata kunci disini adalah membangun KOMPETENSI DAN perspective Global ! Pada titik ini urgensi Konvensi Nasional Humas 2018 ditemukan. Melalui KNH 2018, para praktisi dan penggiat Humas di Indonesia berharap memberikan sumbangsih pemikiran yang signifikan dalam upaya mengelola sebuah Brand yang kita kenal dengan Indonesia. DENGAN KEKUATAN PR untuk Membangun REPUTASI INDONESIA.

Pada 10 tahun terakhir, fungsi public relations (hubungan masyarakat/humas) di Indonesia kurang mumpuni dari aspek kapabilitas dan kualitas. Selain itu, ada kesenjangan pada tenaga kehumasan pemerintah dan tidak keep up dengan dinamika konten. Praaktisi humas pemerintah kurang mampu menggunakan teknologi digital dan bahasa Inggris. Dari segi kuantitas bahasa Indonesia juga masih kurang. Sementara, kita tidak bisa menghindari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Regulasi masih tradisional sedangkan market berkembang pesat. Daya saing sumber daya manusia bidang humas Indonesia masih rendah dan diprediksi akan kalah dari negara asing. Pada tahun 2015 Konvensi Nasional Humas diadakan di Jakarta dengan mengusung tema “Public Relations Journey: the Sustainable Path To Trust & Reputation” dan menghasilkan beberapa Rekomendasi sebagai berikut:

  1. PERHUMAS harus segera memberikan masukan perihal ROADMAP KEHUMASAN INDONESIA
  2. Humas harus proaktif dalam membangun network stakeholders melalui kegiatan-kegiatan kehumasan
  3. Kolaborasi dengan menindaklanjuti diskusi serta kerjasama dengan organisasi serumpun termasuk pemerintah, universitas dan industri, memberikan kontribusi inovasi melalui ide-ide baru agar profesi kehumasan bisa lebih konkret dan diapresiasi oleh manajemen sebagai fungsi strategis, turut serta mencari solusi cepat agar langkah dukungan kepada anggota dan pemerintah bisa segera terealisasikan.

Kemudian pada tahun 2016 Konvensi Nasional Humas diadakan di Bandung dengan tema “The Power of PR – Membangun Reputasi Indonesia 2030”. Ditahun 2016 ini, Konvensi Nasional Humas dihadapi oleh beberapa tantangan diantaranya seperti profesi humas adalah profesi yang bersifat terbuka (siapapun bisa memasukinya). Bagaimana menempatkan reputasi Indonesia dalam lanskap global. Bagaimana meningkatkan kompetensi humas agar dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan reputasi? Termasuk didalamnya inovasi digital. Konvensi Nasional Humas 2016 juga menghasilkan empat Rekomendasi, diantaranya:

  1. Humas harus Positive thinking
  2. Humas harus memiliki Nation character Building
  3. Create Agenda Setting
  4. Inovasi digital

Tahun 2017, Konvensi Nasional Humas diadakan di Bogor dengan mengusung tema “#IndonesiaBicaraBaik”. Latar Belakang diadakannya Konvensi Nasional Humas 2017 yaitu karena masih banyaknya yang belum memahami peran fungsi humas, transformasi media pun sangat cepat sehingga membuat kehumasan juga harus berkembang, dan juga setiap warga negara Indonesia adalah humas untuk negaranya untuk itu tentunya bagi humas yang baik harus mensosialisasikan pesan positif kepada publik agar timbul trust serta reputasi atas organisasi dan negaranya. Fungsi kehumasan bukan tanggung jawab dari praktisi komunikasi semata tapi menjadi tanggung jawab seluruh warga negara. Membangun kepercayaan dan reputasi harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Konvensi Nasional Humas yang diadakan di Bogor ini juga menghasilkan empat Rekomendasi, yaitu:

  1. Memulai gerakan #IndonesiaBicaraBaik – agar Publik sadar bahwa dirinya adalah humas untuk Indonesia
  2. Think before sharing harus jadi pedoman kita semua
  3. Humas harus mampu mengolah data dan kata sehingga memiliki landasan yang kuat untuk bisa membangun kepercayaan dan berdialog
  4. Koordinasi antara berbagai humas organisasi serumpun untuk agenda setting yang sama.

Di tahun 2018 kali ini Konvensi Nasional Humas diadakan kembali di Jakarta dengan mengusung tema “Humas 4.0”. Terdapat dua Latar Belakang pada Konvensi Nasional Humas 2018 ini. Pertama, kita sudah berada di era 4.0 perubahan terjadi dimana-mana. Dari berbagai sektor banking, financial, marketing, jurnalisme. Ada kekhawatiran profesi humas bisa digantikan robot dan artificial intelligent. Di era 4.0, publik berbekal smartphone adalah media. Publik dengan followers lebih dari 10,000 adalah media. Robot sudah bisa membuat berita sendiri. Bahkan artificial intelligent telah menjadi pembaca berita. Berita menjadi INDEPENDEN tanpa sensor sehingga publik bingung mana berita yang kredibel dan mana yang hoax dan fakenew. Kedua, pemerintah luncurkan Peta Jalan Pembangunan Industri Nasional dengan branding “Making Indonesia 4.0” oleh karena itu, selayaknya dalam “Making Indonesia 4.0”, maka humas Indonesiapun harus menjadi HUMAS 4.0. Juga kita harus sambil terus berupaya memperkecil kesenjangan keahlian yang kita miliki. Baik pemerintah, swasta dan dunia pendidikan perlu untuk menciptakan blueprint PR 4.0 yang menjadi landasan kita melaju ke depannya. Berdasarkan pada pemahaman-pemahaman tersebut Konvensi Nasional Humas 2018 menghasilkan lima Rekomendasi yaitu:

  1. KARAKTER:
    a. Humas 4.0 memiliki karakter yang adatif, berwawasan global, kreatif, digital, cepat dan responsif, memiliki agenda setting dan kolaboratif serta tidak ego sektoral
    b. Humas 4.0 mutlak harus memiliki karakter yang tepat untuk mempertahankan NKRI
  2. KOLABORASI:
    a. Humas 4.0 harus memiliki spirit Kolaborasi yaitu komunikasi antarlembaga baik pemerintah, swasta dan lembaga pendidikan sehingga tercipta komunikasi strategis untuk NKRI
    b. Meningkatkan sinergi perusahaan, pemerintah dan dunia pendidikan dalam menyiapkan profesional humas dengan melakukan pemetaan ekspektasi dunia usaha dan penyesuaian kurikulum yang sesuai dengan generasi milenial, sehingga menghasilkan humas yang handal sesuai dengan kebutuhan stakeholders
  3. KEBIJAKAN
    a. Khusus untuk humas pemerintah, pemerintah harus memosisikan humas dengan tepat
    b. Pemerintah diharapkan membuat regulasi yang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan gerakan #IndonesiaBicaraBaik!
  4. KOMPETENSI
    a. Untuk mendukung Roadmap Making Indonesia 4.0, PERHUMAS akan meluncurkan “Akreditasi Humas 4.0”
    b. Menambah peningkatan kemampuan soft skill berbasis digital
    c. Pemerintah mewajibkan praktisi humas mengikuti akreditasi dan kompetensi agar memiliki daya saing di era 4.0
  5. KODE ETIK KEHUMASAN
    a. Dalam era 4.0 kode etik PERHUMAS harus segera direvisi agar sesuai dengan era 4.0
    b. Praktisi Humas harus memiliki integritas moral dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya
    c. Praktisi Humas wajib mensosialisasikan Kode Etik Kehumasan agar semua pihak memahami peran fungsi humas
    d. Praktisi Humas harus menaati kode etik PERHUMAS