slide warta

PERHUMAS Breakfast Forum Social Media Mengubah Perspektif Kehumasan Indonesia

Jakarta, 13 Maret 2015 — Sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas dalam bidang kehumasan di Indonesia, Perhimpunan Humas Indonesia (PERHUMAS) kembali mengadakan sebuah forum diskusi yang membahas tentang  social media dan tren public relations di Indonesia. Acara yang bertajuk “Social Media & PR Trends 2015″ ini memberikan pandangan mengenai bagaimana tren social – digital media dapat mempengaruhi bidang kehumasan di Indonesia. Acara ini juga memberikan pemahaman kepada masyarakat secara lebih mendalam bagaimana tren-tren tersebut dapat mempengaruhi bisnis, brand, dan bahkan perusahaan, profesi-profesi yang memiliki relasi cukup erat dengan bidang kehumasan.

Sebagai Ketua Umum PERHUMAS, Agung Laksamana mengutarakan alasannya mengenai betapa acara ini penting bagi para praktisi dan industri kehumasan di Indonesia. Agung melihat dengan adanya social media terjadi dua kecenderungan kita di Indonesia yaitu semakin sering berbagi dan bersosialisasi dengan beragam topik baik unik, jenaka hingga kontroversi dan semua ini menjadi viral. Hal ini menjadi both challenges and opportunities bagi praktisi PR kedepan!

 

Selain itu, hal ini juga sejalan dengan tiga tema besar yang diusung oleh PERHUMAS yaitu Educate, Engage dan Inspire sebagai landasan visi dan misi PERHUMAS. “Kami ingin selalu memberikan informasi, melakukan edukasi, serta menginspirasi para praktisi kehumasan di Indonesia agar memiliki kualitas yang terus meningkat serta siap bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asia yang akan kitahadapi,” tambah Agung Laksamana.

 

Acara forum diskusi ini dihadiri oleh Sapto Anggoro – COO Kapanlagi Network, Erik Meijer – Former Marketing & Sales Director Garuda Indonesia, Dr. Nia Sarinastiti – Marketing & Communication Director Accenture, Dian Noeh Abubakar – Founder & CEO Kennedy Voice & Berliner PR, serta Budi Putra – CEO The Jakarta Post Digital. Mereka hadir memberikan pandangan mengenai tren serta alur social media yang dapat dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan strategi komunikasi bagi para praktisi PR serta yang bekerja dekat dengan bidang kehumasan.

 

Acara ini dibuka melalui pemaparan mengenai tren social media di Indonesia oleh Sapto Anggoro, yang pada presentasinya menunjukkan data-data mengenai pertumbuhan penggunaan tren social media serta pembagian konsumen media di Indonesia. “Tren penggunaan media di Indonesia akan selalu bertumbuh dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui tren dalam social media agar dapat mengolahnya menjadi sebuah strategi komunikasi yang efektif,” ucapnya.

 

Agung Laksamana (Tengah) beserta para pembicara tengah berfoto bersama di akhir acara diskusi bertajuk "Social Media & PR Trends 2015" yang diselenggarakan oleh Perhumas tadi pagi (13/3). Sebagai Ketua Umum Perhumas, Agung menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai salah satu komitmen Perhumas untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kehumasan di Indonesia
Agung Laksamana (Tengah) beserta para pembicara tengah berfoto bersama di akhir acara diskusi bertajuk “Social Media & PR Trends 2015” yang diselenggarakan oleh Perhumas tadi pagi (13/3). Sebagai Ketua Umum Perhumas, Agung menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan sebagai salah satu komitmen Perhumas untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kehumasan di Indonesia

 

Selanjutnya, Erik Meijer memberikan pemaparan dengan menyampaikan sejumlah contoh kasus bagaimana social media berperan aktif dalam kehidupan kita sehari-hari. “Dewasa ini, kita dapat melihat berbagai macam social media yang ternyata berperan aktif sebagai sarana komunikasi bagi kita dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam lingkungan kerja. Sebut saja instant messaging, video call, yang dapat membantu kita menyampaikan informasi dan memberikan alternatif dalam proses komunikasi strategis.

 

Dr. Nia Sarinastiti, memberikan pandangannya mengenai bagaimana social media dapat menjadi sebuah aset berharga bagi seorang praktisi PR. “Social Media dapat dikatakan sebagai salah satu media komunikasi terbesar dan paling efektif saat ini di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan dalam dunia pekerjaan, khususnya di bidang komunikasi, memiliki keterkaitan dengan social media. Untuk itu, perlu bagi kita sebagai penggiat profesi kehumasan di Indonesia, mengetahui secara mendalam apa saja yang sedang terjadi di dalam lingkup social media di Indonesia,” ucapnya.

 

Budi Putra, membawa diskusi ini ke arah yang lebih serius dengan penjelasannya mengenai crisis management dan kaitannya degan social media. “Dewasa ini, kita dapat melihat bagaimana sebuah masalah kecil kemudian menjadi besar hanya dengan melalui posting dari akun facebook ataupun twitter. Hal ini merupakan problematika yang cukup serius dan perlu penanganan yang tepat dan strategis dalam permasalahan serupa di social media. Untuk itulah crisis management sangat dibutuhkan untuk setidaknya memberikan pemaparan dan klarifikasi agar informasi tidak disalahartikan yang berujung pada rusaknya citra perusahaan/ badan/ individu tersebut”.

 

Selain itu, Dian Noeh Abubakar yang ikut hadir sebagai pembicara pada diskusi ini, melihat lebih dalam mengenai social media dan dampaknya kedepan pada industri PR di Indonesia. “Perkembangan social media yang semakin pesat tanpa disadari mengubah cara bekerja kita sebagai praktisi public relations, khususnya di Indonesia.

 

“Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia 2015, sebuah kondisi dimana kompetisi dalam bidang pekerjaan akan menjadi semakin ketat. Oleh karena itu, kita sebagai prakitisi PR harus selalu kritis terhadap perkembangan dan kondisi yang terjadi untuk nantinya meningkatkan kualitas dan kinerja industri kehumasan di Indonesia,” ungkap Dian Noeh sekaligus menutup sesi diskusi pagi tadi.