News

Sentuhan Manusia Jadi Senjata PR Menghadapi Gempuran AI

Perhumas berkolaborasi dengan 2N PR Navigation kembali menghadirkan Instagram Live bertajuk “Masa Depan PR: Sinergi Kecerdasan Buatan dan Kecerdasan Sosial”. Dengan Narasumber Steve Saerang – Co-Founder & Chief Communication & Corporate Affairs GEMA Creative sekaligus Ketua Bidang Pengembangan Keanggotaan dan Perhumas Muda memaparkan pentingnya memanfaatkan AI tanpa meninggalkan sentuhan manusia.

“Kalau AI dianggap ancaman, maka kita yang dikendalikan. Tapi kalau AI diposisikan sebagai tools, manusialah pilotnya,” ujarnya. Menurut Steve, PR harus memadukan kekuatan teknologi dengan human nuance (empati), pemahaman konteks, dan kepekaan budaya yang tak tergantikan oleh mesin.

Dalam praktiknya, AI bisa mengotomasi pekerjaan teknis seperti media monitoring atau keyword tracking, sehingga PR dapat fokus mengambil keputusan strategis. Namun, Steve menekankan tiga keterampilan manusia yang tidak bisa digantikan AI: kemampuan membaca manusia dan konteks budaya, menjaga konsistensi brand, dan menegakkan etika. “Audience kita tetap manusia, bukan robot. Konsistensi brand dan etika dalam berkomunikasi adalah tanggung jawab kita,” jelasnya.

Di awal sesi, Steve juga menekankan bahwa komunikasi adalah “super power” yang dibutuhkan semua orang, bukan hanya praktisi PR. Tanpa strategi komunikasi yang tepat, sebuah pesan bisa merusak citra atau brand perusahaan. Di tengah gempuran teknologi dan ratusan tools baru berbasis AI yang bermunculan setiap saat, PR justru dituntut untuk mempertajam kemampuan membangun pesan yang relevan, berempati, dan tepat sasaran.

Melalui diskusi ini, Perhumas menegaskan bahwa di era teknologi yang semakin canggih, pesan positif dan empati manusia tetap harus menjadi inti komunikasi. Hal ini sejalan dengan kampanye #IndonesiaBicaraBaik, yang mendorong praktisi PR memanfaatkan inovasi digital secara bijak, menyampaikan informasi yang membangun, dan memperkuat reputasi bangsa dengan narasi yang penuh makna.