Jakarta, 5 Juli 2019 – Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan sinergi antara Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti dengan PTN dan Kopertis di bidang kehumasan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan mengundang Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia untuk hadir dalam Rapat Koordinasi Anugerah Humas 2019.
Bersama Wakil Ketua Umum III BPP PERHUMAS, Boy Kelana Soebroto, bertempat di Hotel Century, Jakarta, PERHUMAS hadir memaparkan mengenai bagaimana Public Relations menghadapi Era 4.0.

Dalam kesempatan kali ini Boy Kelana menyampaikan tantangan humas di era ini adalah bagaimana membangun makna. Melihat banyaknya informasi yang beredar pada era kini, bagaimana pesan kita dapat menarik perhatian publik menjadi penting.
Strategi dalam berkomunikasi menjadi kunci keberhasilan humas di era 4.0. Dengan ditunjang kompetensi dan kreativitas dalam menjalankan program kerja humas.

Membahas mengenai kompetensi, perlu dihimbau kembali pentingnya kemampuan Public Speaking bagi seorang praktisi humas. Dalam pemaparannya Boy Kelana juga memberikan tips bagaimana meningkatkan kemampuan Public Speaking.

Formula yang sampaikan ala Boy Kelana adalah The Opening, The Flow dan The Closing. Menurut beliau, dalam pembukaan tidak hanya sekedar memberikan salam kepada hadirin dan menyampaikan topik pertemuan, namun kita juga bisa memberikan apresiasi dan sedikit humor kepada hadirin pada pembukaan tersebut. Dengan begitu diharapkan akan terbangun atensi yang baik pada awalan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
Kemudian pada bagian isi, sebaiknya kita menyampaikan bagaimana pandangan kita terhadap topik dan memiliki struktur dalam penyampaiannya. Perlu juga kita sampaikan pada bagian isi tentang bagaimana data-data atau informasi terkini mengenai topik untuk memperkuat isi tersebut.

Pada bagian penutup, kita perlu memberikan kesimpulan dan poin penting untuk mengajak audien semakin tertarik pada pokok pembahasan. Untuk hal Closing Statement, akan sangat menarik jika kita menggunakan quotes atau pantun yang dapat mencerminkan pribadi masyarakat Indonesia. (FA)