News

PR Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru

Jakarta, 24 Juli 2020 – Penyesuaian kebiasaan baru terus dilakukan dalam berbagai aspek. PR juga harus melakukan penyesuaian dalam melaksanakan aktivitasnya. Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS), hadir dalam webinar yang diselengarakan Sekolah Vokasi IPB. Dengan topik “PR Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru”, PERHUMAS hadir sebagai narasumber, berbagi pandangannya.

Communications Director Rajawali Foundation, Bidang Riset dan Kompetensi PERHUMAS, Fardila Astari dan Head of Corporate Communications Astra, Wakil Ketua Umum III PERHUMAS, Boy Kelana Soebroto, menjadi narasumber pada webinar.

“Pandemi Covid-19 berdampak pada aspek ekonomis, biologikal, dan psikologikal. Tidak hanya turunnya kinerja ekonomi, pandemi Covid-19 juga berdampak pada kesehatan masyarakat dan tingginya angka kematian. Hal ini juga berdampak kondisi psikologi, masyarakat cenderung merasa pesimis.” ungkap Fardila.

Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terjadi banyak perubahan adaptasi terhadap kebiasaan baru. “Yang perlu dipahami sebagai PR adalah bagaimana memahami Consumer Fear,” ujar Fardila. Saat ini Consumer mengalami rasa takut apabila terjadi phk, pengangguran massal, kebangkrutan dan sebagainya.

Dengan memahami kondisi dampak akibat pandemi Covid-19, PR harus berkontribusi dan berperan aktif dalam proses adaptasi kebiasaan baru. Lakukan penyesuaian strategi dan tujuan komunikasi, menentukan kembali core value dalam komunikasi, menjawab kekhawatiran secara internal maupun eksternal. “Sosialisasikan kebijakan yang diambil untuk penyesuaian kebiasaan baru di lingkungan kerja menjadi praktik komunikasi internal yang bisa kita lakukan,” tambah Fardila.

“Peran dan fungsi dari seorang Humas dalam sebuah perusahaan adalah untuk membangun reputasi dan citra positif,” ucap Boy. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, tantangan untuk PR adalah masa-masa yang tidak pasti saat ini, waktu menyampaikan komunikasi yang tepat, karena semua serba cepat, dan tren terus berubah.

Kegiatan komunikasi dalam situasi saat ini juga harus mampu menarik khalayak. Menggunakan dan memaksimalkan platform media yang baru, penggunaan media baru ini haruslah tepat dengan khalayak sasarannya, tambah Boy.

“Humas harus mengadaptasi (Adopt), menyesuaikan (Adapt), dan memahiri (Adept), ketiga hal ini juga harus bisa dijalankan oleh seorang Humas dalam adaptasi kebiasaan baru.” ungkap Boy. Peran Public Relations di masa pandemi adalah menjaga dan membangun reputasi serta citra positif perusahaan melalui pengelolaan dan pemantauan informasi serta komunikasi terstruktur.

Pada aspek internal relations, PR mengelola sistem komunikasi internal serta memfasilitasi saluran komunikasi internal. Pada media relations, PR beradaptasi bagaimana menjalin hubungan dengan media dan memonitor pemberitaan dengan cara baru. Dalam aspek brand communication, menyusun konsep komunikasi dan menjalin komunikasi melalui ranah digital melalui berbagai kampanye digital. Kerjasama dan hubungan dengan pemerintah juga perlu diperkuat, menjalin hubungan dengan pemerintah dan memberikan bantuan berupa donasi penanganan Covid-19 ini.

Dalam pemaparannya Boy juga mengungkapkan, Humas dalam adaptasi kebiasaan baru harus melakukan penyesuaiaan. Buat strategi komunikasi yang relevan dengan situasi pandemi Covid-19. Pastikan tetap tampil di publik agar brand tetap terjaga lewat konten kreatif dan berita positif dari perusahaan. Temui khalayak lewat platform komunikasi yang tepat. Cari ide atau cara kreatif untuk menarik perhatian dan meningkatkan keterlibatan khalayak dalam sesi online. (FA)