News

PR & Storytelling Di Masa Sulit

Jakarta, 1 Mei 2020 – Dalam komitmen PERHUMAS untuk terus mengembangkan kompetensi, memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan para praktisi humas (Public Relations) mengenai Hubungan Masyarakat di Indonesia. PERHUMAS menggelar Webinar (Seminar Dalam Jaringan) untuk terus memberikan pembaruan dalam tren praktik kehumasan.

Ini merupakan bagian dari kampanye PERHUMAS, #IndonesiaBicaraBaik, untuk terus memberikan inspirasi dan mendorong munculnya narasi-narasi positif untuk membangun semangat optimisme bangsa Indonesia. Karena kita semua sebagai warga negara adalah Humas Indonesia.

Pada Webinar PERHUMAS edisi pertama ini, topik yang menjadi pembahasan adalah bagaimana praktik PR & Storytelling di Masa Sulit. Hal ini menjadi penting pada masa pandemi Covid-19.

Hadir sebagai narasumber dalam webinar ini adalah T. Marlene Danusutedjo, Director of Marketing Communication InterContinental Jakarta Pondok Indah; Haviez Gautama, Director of Communications Tanoto Foundation; Henny Puspitasari, Head of PR & Partnership Media Academy.

PR pada masa pandemi harus beradaptasi mengenai bagaimana mereka menyampaikan cerita kepada masyarakat. Pendekatan dan strategi komunikasi pun disesuaikan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan.

Menyampaikan cerita, narasi-narasi menjadi lebih populer pada masa ini karena masyarakat saat ini condong memilih cerita yang dekat dan menyentuh atau sensitif terhadap permasalahan yang ada.

“Hanya 5% dari khalayak kita yang mengingat apabila kita menyampaikan statistik. Sementara 63% khalayak mengingat yang disampaikan apabila menyampaikannya melalui cerita.” pentingnya Storytelling menurut Marlene.

Mengoptimalisasi penyampaian informasi dengan Storytelling menjadi peluang. Kreatifitas menjadi kunci suksesnya Storytelling.

“Membangun Storytelling terlebih dahulu membangun konteks, kemudian ceritakan apa yang kita lakukan, lalu apa dampak dari yang kita lakukan.” ujar Haviez.

“Keberhasilan Storytelling sangat tergantung pada sisi human interest. Menceritakan sisi lain dari apa yang terjadi, biasanya akan menarik bagi masyarakat.” tambah Henny.

Gali informasi terkait apa yang menarik bagi masing-masing khalayak institusi adalah langkah awal. Memahami khalayak tujuan kita adalah langkah untuk mendapatkan inspirasi untuk kreativitas bagi humas. (FA)