News

Dari Medan Menuju KNH20: Efektivitas Sistem Daring di Kampus dan Dunia Kerja

Medan, 7 November 2020 – Semarak Konvensi Nasional Humas 2020 (KNH20) sambangi kota Medan. Pada acara Webinar #IndonesiaBicaraBaik di kota Medan, Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (BPC PERHUMAS) Medan, mengangkat topik Efektivitas Sistem Daring di Kampus dan Dunia Kerja.

“Hubungan Masyarakat adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis tren, memprediksi konsekuensinya, konseling kepemimpinan, dan melaksanakan program yang melayani organisasi dan kepentingan publik.” ungkap Muslim Basya, pada pembukaan acara.

Selain dihadiri oleh Muslim Basya, Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relations Indonesia (LSPPRI), BPC PERHUMAS Medan juga turut mengundang pakar-pakar komunikasi. Hadir sebagai narasumber Geraldi Petra Lasputra, Corporate Sales Marketing & Business Development Sumatra Region, Garuda Indonesia; Jimmy Amanda Aritonang, Manager Komunikasi PLN UIW Sumatera Utara; Dr. Rudianto, M.Si., Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Keunggulan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring membuat beberapa kendala teknis yang menyenangkan, seperti jaringan internet tidak stabil, dan konsentrasi berkurang.

“Teknologi akan berimplikasi pada 3 hal, generasi, disrupsi, dan peradaban. Apa yang kita alami sekarang adalah disrupsi. Perubahan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring seharusnya menjadi jalan keluar untuk kondisi saat ini.” ungkap Dr. Rudianto.

“E-Learing sebenarnya bukan sekadar menggantikan tatap muka ke platform daring, tetapi merubah bentuk pembelajar yang lebih memberikan keleluasaan kepada mahasiswa dan dosen untuk berinteraksi kapan saja.” tambah Dr. Rudianto.

Sementara itu dalam sesi selanjutnya terkait sistem bekerja secara daring, Jimmy mengungkapkan, “Memang tidak semua bisa dikerjakan melalui sistem daring. Namun ada beberapa bidang pekerjaan yang bisa dikerjakan secara daring, dan hal itu justru meningkatkan produktivitas kami.”

Dari presensi karyawan, rapat, dan kegiatan pertemuan dilakukan secara daring. Karyawan-karyawan pun semakin aktif melaporkan pekerjaannya secara online melalui platform daring milik perusahaan.

“Memang pada awalnya kita gamang dalam memaknai Work From Home (WFH). WFH dimaknai sama dengan libur, atau sama dengan cuti, sehingga akhirnya ini menjadi bahan evaluasi kita.” ucap Jimmy.

“Dalam bidang pelayanan, mau tidak mau kita harus siap sedia dan siaga untuk merespon apa yang menjadi keluhan pelanggan kita. Beranjak dari situ perusahaan memunculkan platform pelaporan pekerjaan untuk dimonitori, sehingga WFH dimaknai sama dengan Work Life Balance.” tambah Jimmy.

“Bertransformasi dalam menyikapi kondisi Pandemi Covid-19 menjadi keharusan. Inovasi pun perlu dilakukan baik pada produk, layanan, dan pemasaran.” ungkap Geraldi.

“Bagaimana pelayanan berbasis protokol kesehatan, pemasaran didorong secara digital, serta mengkampanyekan aktivitas perusahaan untuk memastikan pelanggan kami aman dalam beraktivitas dan yakin untuk melakukan perjalanan kembali.” tutup Geraldi. (FA)