News

Talkshow Perhumas: Geliat Pariwisata Sulut, Bagaimana Dampak Efek Positif Dirasakan Banyak Pihak

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO – Geliat pariwisata Sulawesi Utara tiga tahun terakhir membawa harapan baru bahwa sektor itu bisa menjadi lokomotif perekonomian Sulawesi Utara.

Angka kunjungan wisman ke Bumi Nyiur Melambai terus naik dalam tiga tahun terakhir. Hal ini tak lepas dari terobosan Pemprov Sulut menginisiasi penerbangan langsung dari sejumlah kota di Tiongkok. Ekonomi lokal bergairah. Perhotelan, restoran, UMKM terkait, operator wisata pun kecipratan berkah.

Meski begitu, perlu pembenahan di sana-sini. Banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan agar pariwisata kita lebih maju.

Hal ini menjadi simpulan dalam talkshow ‘Efek Domino Pariwisata Sulut’ yang digagas BPC Perhimpunan Humas (Perhumas) Manado di Manado Street Food Koenya-koenya, Pasar 45 Manado, Senin (22/4/2019) malam.

Praktisi pariwisata, Drevy Malalantang mengatakan, 3A, yakni Aksesibilitas, Amenities dan Atraksi harus ditingkatkan kualitasnya. “Kalau mau jujur, akses dan atraksi masih kurang. Ini yang harus ditingkatkan,” ujar Drevy.

Di sisi lain, ia menyoal ketersediaan sumber daya bidang pariwisata yang belum memadai di tingkat lokal Sulut. “Seiring makin majunya pariwisata harus dibarengi peningkatan kualitas 3A tadi dan SDM,” ujar Direktur STIEPAR Manado ini.

Lain lagi Drs Teddy Manueke MM, Dosen sekaligus Pelatih UMKM dari Universitas Nusantara yang menyoroti dampak positif majunya pariwisata Sulut belum merata dirasakan para pelaku UMKM.

“Saya melakukan riset kecil-kecilan, memang turis banyak yang datang tapi mereka terkonsentrasi di sejumlah destinasi dan belanja di tempat yang sudah ditentukan,” kata Teddy.

Dampak ‘booming’ wisman Tiongkok belum dirasakan semua pelaku UMKM.
“Banyak UMKM yang mengeluh kepada kami, mereka belum merasakan dampak dari turis Tiongkok,” katanya. Ia menilai, perlu diatur dan dilakukan terobosan sehingga banyak UMKM bisa turut merasakan manfaat di balik geliat pariwiaata itu.

Kata dia, hingga saat ini baru sebagian kecil UMKM yang merasakan dampak positif dari kedatangan wisman Tiongkok “Memang sudah ada UMKM yang merasakan dampaknya tapi hanya UMKM yang akan di lokasi wisata, atau UMKM yang berjualan di sekitar hotel atau penginapan,” terangnya.

Makanya dia meminta agar pemerintah memperhatikan hal tersebut. Caranya kata dia, pemerintah bisa meminta pihak travel yang membawa wisman untuk memberikan kebebasan pada wisman untuk berbelanja produk lokal.

Sementara, Ekonom Sefanya Oratmangun mengungkapkan, pariwisata masuk pada tiga sektor yang membantu pertumbuhan ekonomi Sulut.

Ia mengungkapkan, sejauh ini wisman Tiongkok adalah pasar paling potensial bagi pariwisata di dunia. “Ini yang harus kita manfaatkan,” ujar mantan bankir ini.

Pemerintah juga kata dia, perlu membuat iven yang dapat mendatangkan wisman dalam jumlah banyak. “Saya sangat optimis berapapun target pemerintah Sulut untuk mendatangkan wisman akan tercapai. Tapi perlu ada komitmen untuk membangun bisnis pariwisata,” ujarnya.

Terakhir, Ketua BPC Perhumas Manado Gladys Runtukahu mengatakan, Perhumas berkomitmen memberk peran dalam bisnis pariwisata di daerah. Salah satunya melawan isu hoaks yang mendiskreditkan pariwisata daerah.

Ambil contoh saat bencana alam yang melanda Palu dan hampir bersamaan terjadi letusan Gunung Soputan di Minahasa.

Dalam pemberitaan bencana alam tersebut seakan-akan telah melanda Sulut. Padahal tidak sama sekali.

“Kami melawan hoaks terkait bencana alam yang melanda Sulut, kami buat flyer dalam tiga bahasa yakni Mandarin, Inggris dan Bahasa Indonesia,” terangnya.

Selain itu, Perhumas juga membantu daerah dengan gencar melakukan promosi pariwisata lewat media sosial. Sumber: Manado.Tribunnews.com