News

Public Relations: Global Landscape & New Challenges

Jakarta, 28 Juni 2019 – Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) kembali menyelenggarakan PERHUMAS Coffee Morning and Halal Bihalal. Dalam kesempatan ini PERHUMAS mengangkat topik “Public Relations: Global Landscape & New Challanges”. Bertempat di Marcentile Athletic Club, Jakarta, para anggota dan pengurus kembali bertemu dalam PERHUMAS Coffee Morning dengan suasana halal bihalal.

Halal bihalal kali ini PERHUMAS mengundang Elizabeth Goenawan Ananto, Ph.D, FIPRA selaku Program Director MM Communication Universitas Trisakti dan Dewan Kehormatan BPP PERHUMAS, bersama Ryan Kiryanto, Corporate Secretary & Chief Economist BNI dan Dewan Pakar BPP PERHUMAS sebagai narasumber.

Dalam pemaparannya EGA menjelaskan bahwa kondisi saat ini prilaku publik telah berbeda. Saat ini publik menjadi semakin kompleks. Perusahaan biasanya dapat mengendalikan identitas, nilai dan pesan yang akan mereka sampaikan ke publik. Sekarang informasi, pengetahuan, persepsi tentang perusahaan juga dibuat atau dipengaruhi oleh karyawan, pelanggan, rekan, mitra, komunitas dan semua yang terkait atau terhubung dengan perusahaan. Hal tersebut tidak bisa dikontrol mengingat bagaimana keterbukaan dari teknologi informasi.

Kemudian bagaimana dengan Indonesia, menjadi sebuah pertanyaan besar mengenai bagaimana kontribusi kita untuk dapat ikut serta mencitrakan positif Indonesia. Kesamaan pemahaman bagi praktisi humas untuk turut berkontribusi dalam menyuarakan hal positif dari Indonesia dapat terjadi melalui peran strategis humas bagi institusinya. Dengan peran strategis, humas bukan saja hanya dapat memberikan saran pengambilan keputusan, namun humas yang dominan dapat mendorong elemen perusahaan untuk turut serta mendukung penuh program PR.

Terlebih dalam kancah Global peran strategis PR sangat penting. Masyarakat global masih melihat Indonesia sebagai negara berkembang tanpa citra yang jelas. Ketika bicara global tentu bicara bagaimana bisnis saat ini, bagi para investor asing, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar namun memiliki resiko yang besar pula, terlebih belum jelas kemana arah perekonomian, pariwisata, manufaktur atau hal lain. Jelas sekali bangsa ini perlu strategi besar bagaimana memasarkan kekayaan dan seluruh potensinya.

Suasana semakin hangat, acara pun berlanjut ke pemaparan yang diberikan oleh Ryan Kiryanto. Dalam paparannya beliau menjelaskan, praktisi PR harus mampu membuktikan bahwa program PR benar-benar bekerja. Stategi komunikasi dalam era digital penting untuk dilakukan. Melihat fenomena saat ini, PR harus mampu memaksimalkan PESO (Paid, Earned, Shared, Own) Media, untuk memenangkan atensi publik pada era kini, seluruh media harus dikerahkan. Dengan konten yang tepat dan ragam media yang digunakan, informasi atau pesan yang ingin kita sampaikan akan dengan baik diterima oleh publik.

Dalam era digital, kunci sukses Corporate Communications adalah memahami dan menghargai kekuatan setiap stakeholder. Stakeholder dewasa kini lebih banyak menuntut dan juga cenderung kurang percaya. Sekarang perusahaan berusaha lebih membangun kepercayaan melalui saluran media sendiri. Hal ini terjadi karena Corporate Communications saat ini lebih membangun makna bersama yang dapat dirasakan publik secara langsung. Tidak lupa Ryan Kiryanto juga menyampaikan kata kunci dalam membangun Corporate Communications yang baik, yakni relevant, realtime, real people, dan right voice.

Masa depan Corporate Communications dewasa kini, dimana perusahaan mendorong humas mereka untuk menceritakan cerita dengan cara yang lebih konsisten dan menarik. Perusahaan lebih mencari saluran informasi publik yang konsisten dan dapat dikendalikan. Karena kedepan akan lebih condong pada reputasi bisnis Anda. Reputasi menjadi hal yang sangat krusial dalam era saat ini. Perusahaan akan semakin berfokus pada stakeholder mereka, dengan mengajak mereka untuk mendapatkan pengalaman berbeda ketika berinteraksi dengan perusahaan. Hal ini terjadi seiring informasi publik yang semakin transparan. (FA)