News

“Active, Relationship, dan Friendly”, 500 Mahasiswa Siap Menyambut PR 4.0

Rabu, 12 September 2018. Himpunan Mahasiswa Public Relations Mercu Buana Jakarta, menggelar PRfair 2018 dengan tema “Get Your Passion To Be Professional Public Relations”. Bertempat di Auditorium Universitas Mercu Buana Tower, acara dihadiri oleh 500 peserta termasuk Dr. Agustina Zubair M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi), Dr. Abdul Rahman HI M.Si (Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi), Dr. Elly Yuliawati M.Si (Kabid. Public Relations), Staff Dosen Public Relations, Mahasiswa Public Relations, dan rekan media. PERHUMAS hadir dan diwakili oleh Arif Reza Fahlepi (Bid. Kerjasama Strategis PERHUMAS) untuk mengisi dalam sesi seminar dengan tema “Becoming Public Relations 4.0”, turut hadir sebagai narasumber Riyan Singgih Nasution (PR Consultant at Leo Burnett PR Indonesia).

“The next landscape of PR in Industry 4.0. It incorporates PR and marketing on the same platform. It involves digital and technology revolution within. It is happening right now and it will fundamentally change the way we communicate everything.” Arif Reza Fahlepi, Head Corporate Communications FIF Group (Bid. Kerjasama Strategis PERHUMAS)

Melihat perubahan yang dibawa Industry 4.0 terjadi dengan sangat cepat dan mempengaruhi seluruh elemen kehidupan, sebagai praktisi humas sudah sepatutnya untuk beradaptasi. Dalam Kesempatan ini Arif Reza Fahlepi memaknainya dengan A.R.F (Action, Relationship, Friendly) untuk menghadapi perubahan. Sebagai praktisi humas kekinian kita harus aktif dalam melihat dan menemukan tren publik, hal ini sangat berguna bagi kita untuk memahami bagaimana melakukan pendekatan pada era PR 4.0. Memahami tren publik membuat kita menjadi well-inform saat dalam beraktifitas sebagai humas. Pada era PR 4.0 menjalin hubungan baik harus dilakukan dengan langkah yang beragam. Hal ini perlu dilakukan agar terjalin hubungan yang solid dengan para stakeholder. Dalam era PR 4.0 praktisi humas harus ramah dan terbuka akan segala perubahan dan kemungkinan yang bisa terjadi setiap saat. Pada era ini tantangan yang akan dihadapi lebih menuntut kita untuk cepat beradaptasi demi kepentingan stakeholders.

Hal tersebut menjadi penting dilakukan dalam menghadapi tantangan PR 4.0. Dengan melakukan A.R.F diharapkan praktisi humas dapat menjaga image yang sudah terbentuk. Menangani krisis dapat ditangani dengan baik apabila kita well-inform dan menjaga hubungan baik dengan berbagai stakeholder. Memahami tren juga membuat kita dapat merancang dengan baik kampanye sosial yang dapat menarik minat publik dan menciptakan tren baru. Dengan menjaga hubungan baik dengan para stakeholder, rumor yang beredar juga semakin berkurang, terlebih hal ini dapat mempermudah kita dalam menyebarkan cerita inspiratif pada kampanye sosial kita kepada para stakeholder.

Kemudian Arif Reza Fahlepi memberikan paparan mengenai apa yang sebaiknya dipersiapkan oleh Mahasiswa dalam menghadapi tantangan PR 4.0. Dalam menghadapi era ini Mahasiswa perlu meningkatkan Skill Komunikasi Interpersonal, Self-branding, Analysis & Judgement, Adaptable. Dengan memperdalam skill komunikasi interpersonal, calon praktisi akan memiliki pribadi yang luwes dalam berkomunikasi. Self-branding biasanya menjadi kendala banyak mahasiswa, kebanyakan dari mereka bingung bagaimana mereka ingin dipandang. Mulai lakukan Self-Branding sejak dini, dengan mengenali potensi diri, memahami bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain dan kemudian percaya diri mengemukakannya. Hal lain yang tidak boleh lepas dari Self-Branding adalah Grooming, perhatikan penampilan kalian, kemudian jaga agar tetap terlihat menarik dan sopan.

Lebih lanjut beliau memaparkan untuk dapat menjadi komunikator yang baik kita perlu menemukan gaya sendiri. Gaya bicara dapat terbentuk dengan memahami karakter diri. Dengan memahami karakter diri kita menjadi lebih percaya diri bicara didepan publik. Tidak hanya itu, komunikator yang baik juga harus menghargai lawan bicaranya dalam situasi apapun. Karena menurut beliau komunikasi tidak hanya sekedar bicara namun juga mendengarkan.

Dalam penghujung paparan Arif Reza Fahlepi mengajak audiens untuk bergabung dengan PERHUMAS dan memberikan tips dalam bermedsos pada era disruptif. Mahasiswa diajak untuk “Think while you read / think before you post”,  karena sebelum menyebarkan sesuatu kita perlu memastikan sumber informasi atau Find trusted source. Menjadi penting pada zaman dimana banyak informasi yang keliru untuk kita tidak menyebarkan hoaks. Dengan begitu para mahasiswa juga turut diajak untuk menyuarakan #IndonesiaBicaraBaik. Sebaiknya kita menyebarkan bacaan yang baik dan menginspirasi. Kemudian sesi seminar ditutup dengan tanya jawab dan pemberian buku dengan mahasiswa. (FA)