Media

Pelantikan BPC Perhumas Semarang: Peningkatan Profesionalisme dan Jejaring Humas Kota Semarang

Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Semarang akan dilantik  sabtu (9/4) pagi di Gedung Balaikota Semarang. Pelantikan ini merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan pengembangan jaringan humas dari berbagai instansi, baik negeri dan swasta, di kota Semarang.

Perhumas mulai diperkenalkan di Semarang sejak tahun 1999 oleh almarhum Teddy Kharsady, salah satu pakar Humas Indonesia. Pengurus akan dilantik langsung oleh Ketua Umum Perhumas Pusat, Agung Laksamana.

Ketua Panitia Yanuar Luqman mengatakan bahwa pelantikan ini merupakan upay humas dari berbagai instansi di kota semarang untuk meningkatkan pelayanan dan profesionalitasnya kepada para stakeholdernya.

“Saat ini Humas dipandang sebagai sesuatu hal yang sangat vital dalam menjaga kredibilitas institusi, baik negeri maupun swasta. Untuk itulah semoga forum ini dapat menjadi wadah bagi para praktisi humas untuk dapat menjawab tantangan baru di era informasi dan komunikasi yang semakin kompleks ini,” ujarnya.

“Perkembangan  era informasi dan komunikasi ini akan membuat sudut pandang instansi dalam menghadapi suatu masalah akan mengalami pergeseran, sehingga dengan adanya forum ini maka setiap humas mampu selalu saling bertukar pikiran sehingga para stakeholder dapat terlayani dengan baik.”

“Setelah pelantikan kami juga mengadakan Seminar ‘What CEO Wants from PR’, yakni seminar yang ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya diinginkan oleh CEO dari praktisi humasnya,” tambahnya lagi.

Susunan Pengurus BPC Perhumas yang dilantik saat itu terdiri atas, Yanuar Luqman sebagai Ketua, dengan wakilnya Julia SKB, serta Sekretaris yang terdiri dari Ira Rahmawati dan Benny Setiawan.

Seminar yang dimoderatori oleh Nadia Ardiwinata ini membahasa tentang bahwa seorang PR harus tahu apa yang menjadi keinginan CEO. Turut hadir sebagai pembicara: Charles Saerang selaku CEO PT Nyonya Meneer; Asisten Bidang Administrasi dan Informasi Kota Semarang, Tommy Yarmawan Said; dan tentu saja Ketua BPP Perhumas, Agung Laksamana yang tidak lain juga merupakan penulis buku What CEO Wants From PR.”

Dikatakan Agung, profesi PR tidak jarang menjadi sasaran pelampiasan amarah dari atasan maupun CEO mereka, Karena itu profesi inipun dianggap memiliki tekanan kerja yang tidak kalah besar dibanding profesi lainya.

“Kedekatan PR dengan CEO itu penting termasuk harus tahu apa saja yang diinginkan oleh CEO. PR harus peka terhadap perubahan, tahu mengenai perusahaan dan produknya serta menjadi orang pertama apabila terjadi perubahan,” jelas Agung Laksamana.

Sebelumnya, CEO PT Nyonya Meneer, Charles Saerang menyampaikan setiap individu memiliki kemampuan kehumasan bisa dilihat dari teknik melobi. Adapun kinerja PR tidak terlepas dari kepercayaan publik.

Namun sebelum publik memberikan kepercayaan tentu PR harus paham tentang apa yang menjadi persepsi publik. Ia pun menyebut kemampuan PR dalam meraih kepercayaan publik ini bagian dari the art of communications.

Untuk itu seorang humas harus tampil jujur dan mampu menjawab apa saja yang menyangkut kinerja perusahaannya. Menurutnya, strategi ini telah diterapkan di perusahaan yang telah berdiri sejak 97 tahun lalu tersebut.

“Saya misalkan jamu dikalangan industri kesehatan dipersepsikan mengandung bahan kimia. Tapi kami mencoba membentuk image jamu bagian dari aset budaya dengan merangkul stakeholder di bidang pariwisata dan kebudayaan. Dan ini bagian dari keberhasilan peran PR,” ungakpnya.

Sementara itu, Asisten bidang Administrasi Informasi dan Kerja Sama Setda Kita Semarang, Tommy Yarmawan Said mengatakan, berbeda dengan perusahaan, tugas pemerintah jauh lebih kompleks karena mengurus kepentingan masyarakat dari urusan kelahiran dampai kematian. Terkait itu, Humas Pemkot dituntut harus jeli menagkap isu, mengolahnya dan menyampaikan ke masyarakat.